Tag Archives: depresi

Merasa Sendiri dan Takut Kehilangan

Sepertinya aku tahu apa luka terdalam dalam diriku: takut kehilangan.

Pertama kehilangan mama. 15 tahun berlalu, aku kira lukaku sudah sembuh. Beberapa tahun belakangan ini memang aku bahkan sudah melupakan tanggal “kepergian” dia, walaupun reminder di kalenderku masih tetap ada.

Semenjak itu aku selalu merasa takut kehilangan dan menjadi sendiri. Padahal sebenarnya aku selalu sendiri. Aku berjuang untuk diriku sendiri. Baik secara materi dan psikis. Tapi sampai sekarang aku merasa bahwa aku nggak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, aku sering “bergantung” pada orang lain.

Continue reading

Saat Keinginan Bunuh Diri Coba Membunuhku

Memori saat mendiang mamaku pernah hampir menenguk air sabun bekas cucian masih terekam jelas di ingatanku. Aku gak ingat lagi kapan itu terjadi tetapi bayangan samar-samar itu masih ada dalam otakku.

Sejujurnya, aku adalah orang yang sangat takut mati. Jangankan mati, terluka pada kulit aja bisa bikin aku paranoid. Tapi sayangnya justru ketakutanku pada kematian itulah yang bikin aku semakin kalut. Aku malah lebih sering membayangkan soal kematian yang bikin keinginan bunuh diri semakin sering bercokol dalam pikiranku.

Ntah sejak kapan aku sering berpikir kalau aku bisa jadi mati muda. Apalagi kalau pikiranku stres banget, aku sering banget kehilangan harapan. Rasa-rasanya aku gak bakal sanggup ngelewatin fase hidup tertentu.

Continue reading

ciri ciri penyakit bipolar

Gangguan Bipolar, Ini Perjuanganku Buat Tetap Waras

Aku penginnya selalu jadi orang yang baik, ramah, dan gak bikin masalah. Tapi sering kali – perasaan atau hati aku – malah mendorongku buat berlaku lain. Yang ada dalam tubuhku itu begitu menguasai diriku sepenuhnya. Padahal aku gak mau seperti itu.

Orang-orang pun akhirnya sering kali menganggap aku ini bermasalah. Iya, aku emang bermasalah tapi sebenernya itu bukan keinginanku. Aku pengin banget jadi orang yang disukai dari awal hingga akhir. Tapi, aku sering kali gak konsisten.

Continue reading

broken home

Maklumilah! Anak Broken Home Itu Rapuh

Terdengar terlalu mellow? Atau, seperti dilebih-lebihkan? Faktanya, anak broken home itu memang suka mellow dan kadang melebih-lebihkan. Kamu yang hidupnya ‘normal’ saja pasti pernah mellow atau bahkan koar-koar di media sosial mengeluhkan hidupmu.. Apalagi kami yang tak punya tempat peraduan.

Memaklumi, iya. Aku sendiri memaklumi ketika ternyata jadi seorang yang sukses itu sulit ketika kamu dihadapkan pada kenyataan hidup seperti ini. Memaklumi jika kita pernah jatuh.

Ayolah, jangan munafik! Kamu yang punya ortu lengkap saja di sisimu mungkin juga memberontak. Paling tidak memberontak kepada kehidupan, jika bukan pada orangtuamu. Apalagi kami. Yang bahkan tidak tahu sebenarnya memberontak pada apa dan siapa.

Sepertinya aku sendiri mulai larut ketika menuliskan ini.

Continue reading