Ketika bertanya apa tujuan hidup manusia, saya pribadi pasti akan mengaitkannya dengan keberadaan Tuhan. Yang mana dalam beberapa tahun terakhir ini, saya merasa bahwa Dia gak ada, ada, atau memang jauh.
Tapi jujur saja, saya takut mati. Takut akan rasa sakit menuju waktu tersebut. Atau, takut dilupakan karena menjadi tiada.
Apa Itu Tujuan Hidup?
Tujuan hidup bagi saya adalah mengapa sesuatu terjadi, apa yang perlu kita lakukan, bagaimana kita memaknainya, serta bagaimana akhirnya?
Nah, pertanyaan “mengapa sesuatu terjadi” inilah yang memang sering kali menjadi misteri. Pertanyaan tersebut juga menjadi dasar keyakinan dan tindakan kita ke depannya.
Buat yang pernah atau percaya pada kitab suci, kemungkinan pernah membaca kutipan mengenai “Tuhan yang menjadikan kita”. Kalau meyakini hal ini, biasanya kita akan berupaya mematuhi ajaran-ajaran yang ada dalam kitab tersebut, baik dalam hal kehidupan sehari-hari maupun ritualnya.
Saya pernah melakukannya, yaitu menjadi pengikut yang taat dalam suatu agama. Hingga akhirnya karena saya kecewa akan satu dua hal, saya memilih untuk gak melakukannya lagi.
Entahlah, buat saya paradise is not real. Kalaupun saya hidup 1.000 tahun atau hidup abadi, and then what? Mau ngapain? Bakal ada drama apa lagi? Apalagi dengan segala doktrin yang ternyata cukup njelimet mengenai proses ke kehidupan abadi itu sendiri.
Ada yang mengatakan bahwa nanti manusia hidup 1.000 tahun dengan damai dulu, kemudian Iblis dilepaskan lagi dan menyesatkan manusia. Istilahnya terjadi “penyeleksian” lagi. Yang lain mengatakan bahwa manusia akan dibawa ke neraka dulu untuk diadili sesuai dosa-dosanya, baru akan masuk ke surga.
So much drama ya. 🙂
Meskipun saya perlu akui bahwa banyak hal yang belum kita eksplor sebagai manusia. Waktu 70-100 tahun terbilang singkat. Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan pernyataan di sisi lain, yaitu bukan soal panjang-pendeknya usia kita melainkan bagaimana kita memaknai dan menjalani hidup.
Memang banyak hal yang gak bisa kita eksplor dalam kurun waktu usia manusia yang terbilang cukup singkat, tapi apa kita bisa merasa puas dengan yang kita lakukan?
Sama seperti waktu 24 jam sehari. Kalau ditanya ke kita apakah waktu tersebut cukup? Sering kali jawabanny, “gak”. Namun, kalau kita menggunakannya dengan efektif, maka kita bisa tersenyum puas menjelang tidur. Begitu juga usia manusia.
Tweet
Bukan soal Berapa Lama, tetapi Bagaimana
Apapun pilihan kamu, entah percaya Tuhan atau gak, memiliki agama atau kepercayaan, atau sama sekali gak percaya terhadap “ada sesuatu yang lebih besar” daripada alam semesta. Itu menjadi hak setiap orang.
Ada satu kutipan dalam kitab suci yang bisa jadi relate ke kita manusia, “Bahwa bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang gak kelihatan, jika kita gak bisa mengasihi sesama manusia yang kelihatan.”
Jadi, kini buat saya, tujuan hidup adalah bagaimana menjalani hidup yang bermakna. Berapapun lamanya, entah panjang atau pendek. Bermakna yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana kita bisa berguna buat sekitar dan orang terdekat dan aktualisasi diri. Jadi, saya bisa merasa puas dan tersenyum di penghujung hidup. Itulah tujuan hidup buat saya.
Entah karena saya masih berusia masih sangat muda sehingga ketakutan akan kematian begitu kuat. Sebab, saat saya bertemu orang yang sudah lanjut usia berbicara umur, mereka sering kali sadar dan seperti “siap” untuk “pergi”. Kemungkinan ketika saya mencapai usia tersebut, bisa saja saya gak takut lagi.
Entah karena memang suasana hati juga yang menjadi faktor lain mengapa saya takut akan kematian. Karena ada kalanya saya malah merasa “siap-siap” saja.
Yang pasti, saya sekarang merasa lebih wise. Apapun kepercayaan atau keyakinan yang akan saya pilih atau gak pilih nantinya, saya bakal melihat manusia sebagai manusia. Saya bakal berusaha menjadi orang yang baik, memuaskan diri saya untuk mencapai cita-cita, dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang terdekat.
Saya mau mereka atau keturunan mereka menjalani hidup yang lebih layak. Itu saja. Dan saya ingin mereka tahu bahwa saya mencintai mereka. Sebab memberi adalah salah satu tujuan hidup terpenting sebagai manusia.
🙂