artscience museum

2019 A Year in Review: Menjadi yang Terbaik

Agak telat ya buat nulis review mengenai yang terjadi setahun kemarin. Secara sekarang udah di awal tahun 2020 dan bulan Januari sudah mau habis pula!

😀

But, it is okay-lah. Because there are lots of stories I want to share with you. Many things happened, many things changed, and I feel that I grew up a lot this year. Even, I never imagined that I could get into this stage.

marina bay sands

Kalau kalian pernah baca tulisanku year in review versi awal tahun 2019 silam, kalian mungkin bakal mengerti kenapa aku excited seperti ini. Seperti yang aku pernah utarakan di tulisan itu, aku mendapatkan tawaran pindah ke startup yang benar-benar fresh from the oven. Hehe. Aku jadi 10 karyawan pertama di sana.

Saat itu sebenarnya aku punya ketakutan tersendiri untuk pindah. Pertama, karena aku enjoy sama teman-teman kerjaku. Kedua, ya namanya startup masih baru banget, jujur aja ya ada ketakutan tersendiri mengenai sustain atau gak.

Sebelum mengiyakan untuk join ke startup tersebut, aku tanya ke beberapa mantan bosku. Terus, aku juga searching mengenai profil founder-nya, track record mereka, tanya soal funding mereka, and so many things.

Kok, ribet gitu sih? Padahal, kan, “cuma” jadi karyawan, bukan jadi salah satu founder atau level C juga. Mungkin ada yang mikir gitu ya.

Ada beberapa hal yang aku pertimbangin selain soal sustain gaknya startup tersebut: career growth aku, skill growth, and then seberapa ambisius startup tersebut. And then, I could say that I never regret for what I have chosen last year! Never, never, never regret. Sederhananya gini deh: Pilihan aku saat itu benar-benar the best.

I got those three things to step up to the next level

singapura

Tahun 2019 kemarin benar-benar menjadi tahun step up to the next level (like I said at my previous post). Aku belajar banyak skill baru, especially in content marketing, leadership, and Excel. Hahaha, mungkin rada gimana gitu ya. Tapi percayalah masih banyak orang yang gak mengerti pakai Excel. Thanks, Bosque, yang sangat baik hati!

Selain itu, ekspektasiku buat kerja bareng ex-Lazada yang dikenal ambisius, hard worker, dan pushy pun benar-benar terjadi. Beberapa temanku udah ada yang memperingatkan soal ini. And, I have no worries about under-pressure, fast pacing, and overtime. Karena memang itu yang aku cari.

Karena sebelumnya, jujur saja, aku merasa diriku kurang disiplin. Plus, penyakit mental yang aku alami makin menjadi-jadi. Hingga akhirnya aku sampai di titik, aku harus cari kerjaan baru supaya bisa berubah. Eh, akhirnya dapat tawaran yang benar-benar bagus pas Desember 2018 silam.

Bukan berarti tahun 2019 kemarin berjalan mulus-mulus aja ya. Aku sempat relaps beberapa kali, kok. Aku sampai harus beberapa kali balik ke psikiater. Tapi memang gak sesering tahun 2018 silam.

Dari segi kerjaan apalagi. Walau aku memang bercita-cita buat push my limit, kenyataannya ya gak segampang itu.

Tapi aku senang banget sih! Bekerja di startup yang benar-benar baru itu ternyata bikin kita gak sekadar bekerja dan being part of the company, but create the legacy. Aku gak ngikutin pattern yang udah ada tapi menjadi orang yang membuat polanya. Banyak kesalahan tapi lebih banyak belajarnya.

And all the hard-work finally paid-off! This year in 2020, I got bigger responsibilities. Gak cuma itu, startup tempat aku kerja sekarang malah akuisisi company tempat aku kerja sebelumnya. Really amazing!

Semoga tahun ini membuahkan keberhasilan yang lebih nyata lagi. Bisa achieve target. Bisa merealisasikan plan yang udah dibuat di tahun ini. Bisa menjadi orang yang lebih wise. Bisa berbagi kebaikan dengan berbagai cara.

🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s