Awalnya aku mau menuliskan caraku untuk membuat daily schedule routine alias rutinitas harian. Pada waktu itu, goal-ku adalah punya jadwal yang sama tiap hari agar aku semakin produktif bekerja – dengan bonus turun berat badan.
Sedikit konteks mengenai diriku: saat ini aku mengalami kenaikan berat badan yang sangat signifikan, jauh banget dari ideal. Bahkan jauh banget dari sekitar dua tahun lalu ketika aku berhasil menurunkan berat badan. BB-ku beberapa minggu lalu sempat menyentuh 76kg! Naik sekitar 12kg dari dua tahun lalu.
Anyway, BB idealku seharusnya hanya 50-an kilogram mengingat tubuhku cukup pendek.
Bicara soal konteks daily schedule
Kenapa aku tiba-tiba comes up with idea to create daily schedule? Salah satu alasannya adalah:
Aku punya pemikiran bahwa kalau mau punya hidup dan badan yang sehat, maka hal tersebut dimulai dari jadwal harian yang sama tiap hari. Jujur dalam hatiku, tujuanku bukan sekadar punya badan bagus, kok. Seriously!
I feel really exhausted with this body. Aku merasa bahwa dengan kondisi badanku yang sekarang dan rutinitas yang berantakan tiap hari – they impacted my productivity.
Soal pekerjaan, actually pekerjaanku oke oke saja. I finished my deadlines, I’m doing my full-time job greatly!
But yang aku garis bawahi di paragraf sebelumnya adalah yang menjadi masalah buatku. I feel like I’m doing something secara oke-oke saja. Yang aku lihat adalah: Yang penting pekerjaanku selesai, hasilnya juga GREAT, tetapi caranya… KURENG! Karena sering kali aku menyelesaikannya bukan pada jadwal seharusnya. Yang mana jika begitu berarti aku mengambil jatah waktu yang seharusnya menjadi jadwal istirahat atau nonton Netflix.
And waktuku yang tidak dipergunakan sesuai jadwal tersebut aku jadikan buat apa? Ya, scrolling TikTok or doing something yang I don’t know… Not necessary, even I don’t know what I have done for that day. 🥲
Goal-ku adalah kembali menggunakan otak dan fisikku semaksimal mungkin
If I flashback into my 20s, dulu aku bisa banget tidur jam 2 pagi and paginya harus berjibaku untuk naik KRL dan angkot. Then, mengerjakan pekerjaan selama 8 jam bahkan lebih dengan gaji di atas UMR dikit.
Itupun aku dulu masih sempat untuk nge-gym and rutin jalan kaki kemana-mana. Yang bikin metabolisme jauh lebih baik – and bonusnya badanku masih tetap terjaga. Gak ada acara baju-baju gak bisa kepake karena kesempitan.
Tapi, kini, aku harus akui bahwa aku gak menggunakan semaksimal mungkin otak dan fisikku. Ini terlihat dari jadwalku yang sebenarnya cukup lowong…
Aku WFH (working from home), memang ada kuliah karyawan tiap malam (tetapi sebulanan lebih lalu sempet libur, yang harusnya aku gunakan untuk produktif)…
Bukankah seharusnya aku punya saving time sekitar 4 jam (yang seharusnya biasanya aku pakai untuk commuting)?
Waktu tersebut seharusnya bisa aku gunakan untuk olahraga and bikin konten buat side hustle-ku.
Tapi sayangnya, ini seperti lingkaran setan. I gained my weight, bikin badanku jadi malas, and akhirnya terjebak di situasi yang dengan aktivitas yang gak jelas. And then, pengaruh ke produktivitasku. Seharusnya aku sudah bisa build my own agency lagi, jadi content creator, or minimal nulis blog inilah secara rutin.
SUPAYA WARAS and hidup gak gini-gini aja. 🙂
Apa goal tulisan ini?
Kalau di awal tulisan ini aku me-remind diriku dan pembaca saat ini bahwa aku awalnya mau menuliskan cara. Kamu harus tahu bahwa awalnya aku menuliskan paragraf demi paragraf di postingan kali ini adalah untuk menuliskan “WHY I FAILED” with my daily schedule.
Dalam otakku, aku udah kebayang kok apa yang bikin aku gagal buat stick to the schedule. Setelah aku merefleksikan diri lagi and baca beberapa teori psikologi, beberapa alasannya adalah aku gak bisa:
- Meregulasi emosiku.
- Menjaga jam tidurku sesuai dengan jadwal yang sudah kubuat.
But, I’m happy to finish this writing.
Oh iya, aku juga sebenarnya sempet bikin jadwal journaling, but kok kayak jadi formalitas aja and aku malah gak dapat sense-nya di sana. Sepertinya karena terlalu terburu-buru untuk menulisnya.
Sekarang? By doing this blog post, malah aku akhirnya menemukan apa yang salah yang aku lakukan beberapa waktu lalu. And what I should fix next.
Nanti akan aku tuliskan lagi ya.
And this is proof that journaling or writing really works ya, Guys! Intinya, menulislah agar kita bisa menuangkan apa yang ada dalam pikiran kita. Walau tulisan kali ini tampak “berantakan” karena seperti journaling saja, tapi aku berharap kalian bisa mendapatkan sesuatu dari sini.
Bacaan:
- Self Determination Theory, https://helpfulprofessor.com/self-determination-theory/
- Emotion Regulation Theory, https://eastbaybehaviortherapycenter.com/james-gross-ph-d-a-n-d-emotion-regulation/

Leave a comment