Minimalisme Mengajarkanku Menjadi Mindful & Merasa Cukup

Fase hidup itu nggak dipungkiri bikin kita berubah-ubah. Atau memang kitanya juga berubah-ubah di berbagai waktu. Bisa jadi di suatu masa, kita merasa ambisius. Di kemudian hari kita merasa stoic dan let it flow.

Dan kini aku berada di fase lebih kalem. Aku merasa sudah cukup dan lebih mindful atas apa yang aku capai dan miliki. Salah satunya karena paham minimalisme yang sedang aku pelajari.

Seperti yang pernah aku ceritakan di blog ini mengenai hidup minimalis yang mulai aku jalankan. Bahwa ini bukan sekadar ingin tampil “klimis”. Bukan juga sekadar furnitur minimalis yang bikin tempat tinggalku lebih “clean” tanpa berantakan. Ya, walaupun memang hal-hal yang aku sebutkan tadi bisa dibilang minimalis dan juga bisa memengaruhi keadaan mentalku.

Namun, kali ini aku ingin lebih mengulik sisi lebih dalam tentang apa yang aku rasakan.

Continue reading

Merasa Sendiri dan Takut Kehilangan

Sepertinya aku tahu apa luka terdalam dalam diriku: takut kehilangan.

Pertama kehilangan mama. 15 tahun berlalu, aku kira lukaku sudah sembuh. Beberapa tahun belakangan ini memang aku bahkan sudah melupakan tanggal “kepergian” dia, walaupun reminder di kalenderku masih tetap ada.

Semenjak itu aku selalu merasa takut kehilangan dan menjadi sendiri. Padahal sebenarnya aku selalu sendiri. Aku berjuang untuk diriku sendiri. Baik secara materi dan psikis. Tapi sampai sekarang aku merasa bahwa aku nggak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu, aku sering “bergantung” pada orang lain.

Continue reading

Weekend Produktif: Begini Tips dan Plan-ku

After working in whole weekdays, what I always wait for is WEEKEND! Kayanya yang lainya juga gitu ya. Tapi, instead of taking a rest, entah kenapa aku suka banget bikin weekend produktif.

Biasanya, aku setup salah satu hari di weekend sebagai weekend tetap produktif. Kemudian, satu hari lagi buat istirahat total. Ya, sekadar leyeh-leyeh atau malah full jalan-jalan (tanpa ada agenda harus benerin ini itu).

Nah, ini dia weekend produktif versiku! Biar definisi produktif itu gak melulu soal kerjaan kantor atau bahkan freelance.

Continue reading

Asuransi Jiwa; Bukan Cuma Jadi Warisan tapi Bayar Utang

Yang namanya warisan gak cuma HARTA tetapi juga UTANG. As information, biasanya pas kita mengajukan kredit bakal ada klausul yang menyatakan bahwa pihak pemberi utang (kreditur) berhak menagihkan sisa utang kepada keluarga terdekat apabila debitur meninggal dunia. 

Di sini pentingnya asuransi jiwa. Asuransi jiwa gak cuma menjadi warisan buat ahli waris tetapi juga bisa digunakan buat bayar utang, baik saat debitur meninggal dunia atau saat terjadi cacat tetap total dan bahkan saat di-PHK atau gak bisa bekerja.

Yang namanya utang harus tetap dibayar kan ya? Bahkan, saat kita apes karena gak bisa bekerja lagi karena sakit atau cacat dan juga karena di-PHK. Apalagi pas pandemi gini, hal-hal yang gak diinginkan lebih mungkin terjadi.

Continue reading
cara menjadi content writer

Cara Menjadi Writer yang Menguasai Topik

Writer itu sama seperti pencerita. Maka dari itu, gimana cara seorang writer menyampaikan pesannya bakal memengaruhi pembaca. Nah, cara paling penting buat menjadi super-writer ya harus expert di topik yang dia tulis.

Yang jadi masalah adalah gimana mulainya ya?

Karena dulu saya menulis topik apa saja, ya akhirnya saya bakal riset kalau diberi “keywords” atau “topik”. Sayangnya, kalau menulis hanya berdasarkan keyword atau topik saja, kemungkinan besar apa yang kita sampaikan cukup terbatas.

Kenapa gitu? Karena kita gak mengerti topik secara keseluruhan, tapi sepotong-sepotong. 

Continue reading
memulai hidup minimalis

Memulai Hidup Minimalis dengan Cara Simpel

Sewaktu kecil, saya pernah bercita-cita untuk hidup nomaden yaitu tinggal di tempat-tempat yang membutuhkan. Menjadi pengajar ke berbagai daerah, khususnya di wilayah yang sukar terjangkau. Cita-cita tersebut ternyata merupakan refleksi dari diri saya yang ingin hidup minimalis.

Cita-cita tersebut belum tercapai dan sekarang saya belum terpikir lagi. Namun, saya pernah hidup dengan hanya sekitar lima-enam pasang baju saja. Tidur di ruko tanpa kamar. Lemari saya hanya laci meja saja.

Entah kenapa pada saat itu, saya merasa “bebas” sekali. Berbeda dengan beberapa waktu terakhir ini, yang mana otak saya selalu berpikir bahwa mana lagi yang perlu saya buang dari apartemen. Sebab, pusing sendiri karena barang-barang saya semakin menumpuk.

Continue reading