Berapa kali kamu bikin resolusi tahun baru tapi nyerah sebelum Februari? Aku juga pernah ada di fase itu. Semua resolusi ambisius yang kutulis akhirnya cuma jadi sekadar wacana. Tapi, ada satu momen di mana aku mulai amaze sama diriku sendiri—akhirnya aku berhasil konsisten selama 60 hari menjalankan morning routine sederhana.
But, I have to confess that it had not happened magically in one night. Sebelum bisa konsisten seperti sekarang, aku butuh waktu 1-2 bulan trial and error, termasuk gagal berkali-kali. Tapi dari situ aku belajar banyak hal, dan aku nemuin magic formula yang akhirnya bikin aku berhasil.
Dan jujur, magic formula ini ternyata gak ribet, gak muluk-muluk. Justru kuncinya: mulai dari satu habit kecil yang realistis, dan dari situlah terjadi efek domino.
Di artikel ini aku mau cerita detail tentang perjalanan building habit ala aku di tahun lalu—dari trial and error, tantangan, sampai akhirnya aku bisa konsisten dengan kebiasaan kecil yang mengubah hidupku.
1. Start small: pilih satu habit yang realistis
Aku mulai dari satu hal kecil dulu: morning routine. Kenapa? Karena aku tahu banget aku kurang gerak dan jarang olahraga.
Dampaknya?
- Badanku lemes terus.
- Produktivitas kerja dan kuliah kurang maksimal.
- Dan pagi hari yang seharusnya bikin semangat malah bikin aku lesu.
Aku pernah nonton video ringkasan buku 5 AM Club dari Raymond Chin yang bilang kalau kita mesti memulai hari dengan olahraga dulu. Karena olahraga bisa meningkatkan hormon endorfin—hormon bahagia yang bikin kita lebih produktif dan semangat.
Dari situ aku mikir: “Oke, yang penting gerak dulu walaupun cuma sebentar.”
2. Cari yang kamu suka dan gak muluk-muluk
Aku ini sebenarnya benci olahraga, jujur aja. Setiap kali mau mulai, aku selalu kepikiran capeknya duluan. Tapi aku gak mau nyerah. Solusinya? Aku cari olahraga yang aku suka.
Akhirnya aku pilih:
- Strength training 10 menit: angkat beban, squats, gerakan simpel aja yang gak makan banyak waktu… dan banyak gerakan yang sulit – yang aku benci. 😛
- Cardio ringan: bawa Donna jalan pagi.
Lucunya, dulu aku sempat gak konsisten bawa Donna dan lebih sering ngandelin Mba (asisten rumah tanggaku). Tapi sekarang aku mikir: “Kenapa gak sekalian aja ini jadi habit olahragaku?” Jadilah setiap pagi aku bawa Donna jalan sambil aku ngeluarin keringat.
Dan ini kuncinya: gak usah mikir muluk-muluk dulu. Aku gak maksain harus olahraga 1 jam atau ke gym setiap hari. Yang penting gerak dulu, konsisten dulu.
3. The power of cue system: jangan banyak mikir, langsung aja!
Nah, ini aku pelajari dari buku Atomic Habits. James Clear ngajarin kalau kebiasaan itu bisa dibangun dengan cue atau pemicu. Dan aku mulai bikin cue system sendiri:
- Bangun tidur, langsung cuci muka.
- Ganti baju olahraga lengkap—baju, sepatu, tas siap.
- Bawa Donna turun ke bawah, minum vinegar (aku punya habit ini udah lama), langsung olahraga, dan kemudian jalan pagi.
Simple, kan? Tapi powerful banget. Udah pake baju olahraga gini, masa iya gak olahraga? Ini trik simpel yang bikin aku gak banyak mikir atau nyari excuse.
4. Gak usah ribet: fokus ke stress-free habit dulu
Dulu, setiap kali aku bikin resolusi olahraga, aku selalu bikin target besar:
- Harus ke gym 3x seminggu.
- Harus bisa olahraga 1 jam sehari.
- Harus ikut kelas fitness ini itu.
Tapi apa yang terjadi? Stres sendiri. Karena semuanya gak realistis buat aku. Berangkat ke gym aja udah bikin aku pusing karena takes time banget, belum lagi mikirin biaya dan tenaga.
Sekarang aku sadar, gak perlu sempurna, yang penting bisa dilakuin dulu. Aku fokus ke olahraga 10 menit setiap pagi—udah cukup. Kalau capek banget? Gak apa-apa, yang penting ada versi ringan yang bisa aku lakukan.
5. Identity over goal: bangun kebiasaan dari “kamu pengin jadi siapa”
Dulu, aku selalu fokus ke goal: “Turun BB sekian kilo.” Tapi begitu goal-nya tercapai, ya udah, aku berhenti. Makanya BB-ku sering yoyo.
Sekarang aku ganti mindset-ku:
- Aku gak mau cuma “turun BB,” aku mau jadi orang yang sehat.
- Aku gak mau nunggu tua baru peduli sama kesehatan. Kebiasaan sehat harus dibangun dari sekarang—karena pasti nanti jauh lebih berat.
Ini yang namanya identity-based habits. Aku mau jadi Helda yang sehat, produktif, dan konsisten. Dan olahraga pagi ini adalah keystone habit yang bikin kebiasaan lain jadi lebih mudah:
- Aku jadi lebih semangat kerja.
- Makan jadi lebih teratur dan sehat.
- Mood pagi hari jadi lebih baik.
6. Gimana aku tetap konsisten?

Jujur aja, ada hari di mana aku hampir menyerah. Pernah satu hari aku bangun kesiangan karena capek banget. Aku udah mau bilang: “Yaudah deh, skip aja hari ini.”
Tapi terus aku mikir lagi:
“Kenapa gak lakuin versi lebih ringan aja?”
Akhirnya:
- Aku tetap strength training 10 menit.
- Aku jalan di treadmill 10 menit.
- Donna dibawa jalan sama Mba biar lebih praktis.
Dan ternyata, rasa malas itu cuma di kepala aja. Begitu aku mulai gerak, badanku malah jadi lebih seger.
Takeaways: mulai dari satu habit kecil
Kalau kamu ngerasa overwhelmed, coba mulai dari sini:
- Cari root cause masalahmu. Contoh: kamu gak produktif kerja → mungkin karena kurang olahraga atau kurang tidur.
- Pilih satu kebiasaan kecil yang paling mudah kamu lakuin – yang relate ke problem yang ingin kamu hadapi. Jangan muluk-muluk, yang penting konsisten.
- Fokus ke identitas, bukan goal. Kamu jadi siapa?
Kebiasaan kecil itu akan menumpuk jadi perubahan besar.
“Gak perlu sempurna, yang penting mulai. Karena satu langkah kecil aja bisa bikin hidupmu jauh lebih baik.”
Kalau aku mulai dari olahraga 10 menit, kamu mau mulai kebiasaan kecil apa? Jangan lupa tag aku di Instagram @cuaphelda untuk cerita pengalaman kamu buat building habit!

Leave a comment