Digital Marketing: Kesempatan Besar untuk Sukses Bahkan Tanpa Ijazah

I started learning and doing digital marketing in 2008, but at that time I didn’t know what it was. At that time, I called it a full time blogger. 

Pada saat itu, passion saya hanya menulis, menulis, dan ingin menjadi penulis. Hanya saja, untuk menembus dunia publikasi cukup rumit. Bahkan, dari sekian tulisan yang saya kirimkan ke majalah dan koran, hanya satu tulisan yang berhasil diterbitkan. Itu pun setelah berbulan-bulan. Bayarannya sekitar Rp250.000.

Saya besar di pinggiran ibukota provinsi Sumatera Utara. Akses internet yang bisa saya andalkan hanyalah melalui warnet (warung internet). Saya bercita-cita menjadi penulis hebat melalui internet. Saya juga percaya bahwa internet bisa memberikan peluang bagi saya untuk sukses dan mendapatkan uang. Sudah seperti agama, ya? ๐Ÿ˜€

Mendapatkan pekerjaan karena andalkan blog

Pekerjaan pertama saya di startup berhasil saya dapatkan karena mengandalkan blog pribadi dan pengalaman sebagai full time blogger selama tujuh tahun sebagai portofolio. Tidak ada ijazah.

Tak hanya itu, di saat LinkedIn belum sepopuler sekarang, saya sudah mulai aktif di sosial media โ€˜profesionalโ€™ tersebut. Dari situ, tawaran demi tawaran untuk bergabung di startup bermunculan. Saya pun menyadari betapa personal branding dan kekuatan digital marketing bisa berdampak kuat pada jenjang karier kita.

Pengalaman tersebut tidak serta merta bikin saya langsung puas. Sebab, online atau digital marketing terus bergerak maju dan mengalami berbagai perubahan. Dulu, mencapai halaman satu dengan posisi satu atau dua dengan keyword yang high competition terasa lebih mudah daripada sekarang. Sebab, SEO sendiri kini semakin populer. Begitu juga dengan beberapa skill atau knowledge lain seputar digital marketing.

Pasalnya, jika dulu kebanyakan orang menggunakan ilmu digital marketing untuk mengeruk dollar dari Adsense, Amazon, Clickbank, dan sebagainya yang mana ditujukan untuk pribadi. Kini, bahkan bukan cuma tech-startup saja yang menggunakan sumber daya manusia yang lihai di bidang tersebut tetapi juga corporate.

Meng-update pengetahuan digital marketing melalui RevoU

Saya senang sekali mendapatkan kesempatan untuk belajar melalui RevoU. Startup yang berfokus sebagai online learning academy atau akademi belajar secara online. Saya merasa seperti kuliah tetapi dengan pelajaran yang sangat applicable.

Harus kejar-kejaran juga dengan tugas-tugas kantor. Tapi mau tidak mau harus tetap mengikuti online course dari RevoU meski kadang terkantuk-kantuk. Plus, mengirimkan assignment hampir mendekati deadline.

Dalam seminggu ini, saya belajar mengenai digital marketing secara general, apa-apa saja yang mesti dipelajari dan beberapa tips, serta bagaimana merekrut sumber daya manusia (SDM) di bidang digital marketing untuk startup atau company.

1. Tidak semua platform online marketing harus digunakan

Pada hari pertama orientasi di RevoU, satu hal yang paling saya ingat adalah tidak semua platform di online marketing harus digunakan. 

Sebagai contoh, ada company atau startup yang cocok untuk memulai bisnisnya dengan social media. Ada pula yang menggunakan search engine.

2. Gunakan marketing channel berdasarkan prioritas

Kemudian, kita harus bisa bikin prioritas marketing channel yang akan digunakan. Apakah mau dimulai dengan social media paid dulu atau search engine marketing (Google Ads). tergantung pada kebutuhan dan durasi yang diinginkan. Jika ingin mempercepat branding atau memperkenalkan brand ke publik, ya tentu mau tidak mau, gunakan ads (iklan).

3. Menjadi generalist atau specialist?

Pelajaran selanjutnya yang saya perlu pikirkan adalah apakah kita mau menjadi generalist atau specialist? Sebenarnya, CEO saya di startup saya bekerja sekarang, Lifepal, sering mengumandangkan soal ini.

Digital marketing sangat luas. Untuk menguasai content marketing saja mungkin butuh beberapa waktu, mungkin beberapa tahun. Kemudian, untuk menguasai SEO, kita juga harus belajar analytic. Selanjutnya, untuk belajar SEM dan social media ads, bahkan kita harus belajar Excel karena harus menangani ribuan atau jutaan data. Tidak mungkin untuk manual.

Semua skills tersebut bisa kita pelajari. Akan tetapi, kita bakal dihadapkan ke pertanyaan, apakah saya seorang generalist atau specialist? Sebab, cukup sulit untuk benar-benar terjun ke satu hal jika pikiran kita terbagi-bagi. Lagipula, di antara itu semua, pasti ada yang benar-benar kita sukai dan ada pula yang kita less-prioritise.

4. Mengaplikasikan yang sudah dipelajari dan bahkan harus tahu cara merekrut orang yang tepat

Ketika membangun startup atau bisnis, kadangkala kita butuh orang lain yang membantu kita menjalankan bisnis tersebut. Kita butuh SDM. Nah, kita sebagai mestinya tidak hanya tahu skills-nya tetapi juga tahu cara merekrut orang yang tepat. Ini juga penting untuk dipelajari ketika bersentuhan dengan dunia digital marketing.

Anyway, ada program referral RevoU yang bakal kasih DISKON Rp500 ribu kalau kamu daftar pakai refferal dari saya. Kalau tertarik buat join kelas digital marketing mereka, jangan lupa ya mention nama saya pas daftar: Helda Waty Sihombing.

8 thoughts on “Digital Marketing: Kesempatan Besar untuk Sukses Bahkan Tanpa Ijazah

Leave a comment